JAM BERAPA SIH WAKTU TERBAIK MEMULAI SEKOLAH?

Pagi hari adalah waktu yang “challenging” untuk banyak keluarga, terutama untuk orang tua. Mempersiapkan sarapan dan segala kebutuhan, membangunkan anak hingga sampai di sekolah tepat waktu terkadang bukanlah hal yang mudah.

Capek, masih mengantuk, malas bangun, dan banyak alasan lain terlontar dari anak. Pertanyaan pun muncul di benak orang tua, “Sebenarnya anak saya yang sulit bangun pagi atau jam sekolah yang kepagian sih?” Joseph A.

Buckhalt menulis sebuah artikel tentang waktu dimulainya sekolah di Amerika Serikat. Beberapa sekolah memulai pelajaran pada pukul 07.15, ada yang memulai pukul 08.00, serta sebagian yang lain mengawali kelas pukul 09.30. Artikel tersebut menggarisbawahi tiga hal yang perlu dipertimbangkan.

Pertama, pendekatan ekonomis. Beberapa orangtua menyatakan jam mulai sekolah yang terlalu pagi identik dengan cost lebih yang harus disiapkan orangtua, misalnya biaya lebih untuk teransportasi di jam-jam sibuk pagi hari, atau pengeluaran ekstra untuk memudahkan persiapan sarapan dan bekal anak. Kedua, pertimbangan kesehatan, terutama jam tidur anak.

American Academy of Pediatrics merekomendasikan waktu sekolah dimulai pukul 08.30, dengan merujuk pada saran American Academy of Sleep Medicine. Remaja membutuhkan waktu tidur 8-10 jam per hari, sedangkan anak 6-12 tahun memerlukan waktu tidur 9-12 jam per hari.

Ketiga, pertimbangan prestasi siswa. Riset menunjukkan adanya korelasi antara waktu memulai pelajaran dengan capaian akademik. Jam masuk sekolah yang terlalu awal, berhubungan dengan prestasi dan perilaku bermasalah pada anak. Bagaimana untuk di Indonesia? Saat ini tersedia beragam pilihan sekolah dengan jam sekolah yang variatif.

Ada yang dimulai jam 09.00, jam 08.00, jam 07.00, termasuk pilihan full day school hingga jam 16.00. Bagaimana pula untuk anak Anda? Sekolah mana yang terbaik untuk dipilih? Selain tiga faktor di atas, setiap keluarga perlu mempertimbangkan beberapa hal lain.

Sesuaikan dengan kondisi keluarga, waktu aktivitas seluruh keluarga, jarak rumah-sekolah, juga ketersediaan alat transportasi. Perhatikan juga karakter dan kebutuhan perkembangan anak. Apakah anak membutuhkan sekolah yang menekankan disiplin, ekspresi dan eksplorasi, kegiatan ekstra yang bervariasi, atau kebutuhan lainnya? Komunikasi dengan anak adalah pertimbangan terpenting.

Pahami preferensi dan kelebihan anak, dan bangun motivasi sejak dini dengan mengajak terlibat “memilih” sekolahnya. Anak bersekolah dengan gembira, orang tua dan sekolah juga lebih mudah untuk mendorong perkembangan anak dengan optimal.

By – M. Fauzi Setiawan, M.Psi., Psikolog.