HIDUP TENANG DENGAN MEMAAFKAN

Covid-19 merupakan tantangan tersendiri untuk mereka yang harus banyak berinteraksi dengan seseorang yang sedang dalam hubungan kurang baik di rumah. Jika dijalani dengan semangat yang positif, kualitas relasinya dapat menjadi lebih baik.

Akan tetapi sebaliknya, cukup banyak yang makin tidak nyaman, bahkan kesalahan-kesalahan di masa lalu justru lebih sering hadir dalam memori. Ketenangan pun berubah menjadi kemarahan, kekecewaan, dan ribuan kenangan buruk yang sulit dimaafkan.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan agar dapat hidup lebih tenang dan bahagia?

Pertama, be honest. Kenali perasaan apa yang kurang nyaman saat ini, dan identifikasi apa sebenarnya yang belum termaafkan. Jika diperlukan, cari waktu yang tepat untuk dapat berbicara dengan jujur. Sampaikan perasaan dan harapan dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami.

Kedua, forgive. Marah atau kecewa tidak melulu soal kesalahan orang lain. Harapan yang berlebih seringkali membuat orang lain tidak pernah cukup baik dan memuaskan, apapun yang dilakukannya. Bersikap lebih realistis dan memaafkan seringkali menjadi solusi yang lebih menentramkan.

Ketiga, be positive. Marah, kecewa, sedih, menyesal, adalah beberapa bentuk perasaan yang wajar. Akan tetapi, secukupnya saja. Tersedot berlebihan dalam pusaran emosi itu tidak akan memperbaiki keadaan. Situasi justru akan membaik jika kita fokus pada sisi positif, melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan, dan toleransi terhadap hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan.

Keempat, be mindful. Memaafkan tidak mengubah masa lalu, tapi hal kecil yang berdampak besar pada masa depan. Eksplorasi hal-hal baik yang bisa dilakukan saat ini. Meskipun tidak ideal, namun selalu ada pilihan realistis yang mungkin menjadi solusi.

Kelima, let it go. Semua orang pasti mempunyai peluang untuk berbuat kesalahan. Jadikan kesalahan untuk bertumbuh dan belajar. Lepaskan semua yang tidak bisa kita kendalikan. Fokus pada segala hal yang terbaik dilakukan saat ini, dan menumbuhkan keyakinan untuk menjadi lebih baik di masa depan.

By – Christin Analia Rahayu, S.Psi.