Aku ngga kuat. Aku lelah menghadapi masalah, masalah, dan masalah. Semua jahat, ngga ada yang memahamiku. Semesta pun seolah enggan mendukungku.
“Masalah”, sebuah kata yang sering membuat kita tidak nyaman. Jangankan mengalaminya, mendengarnya pun menimbulkan rasa kurang menyenangkan. Sesuatu yang sulit, berat, membebani, memberi tekanan, hingga tak jarang orang berpikir bahwa bebas dari masalah adalah kunci untuk hidup dengan tenang dan bahagia.
Masalah juga identik dengan stress, burnout, demotivasi, cemas, ataupun depresi. Ibarat dua sisi dari satu mata uang, masalah sebenarnya juga bisa dilihat dari sudut pandang yang positif.
“Masalah” memaksa kita keluar dari zona nyaman, serta belajar keterampilan dan mindset yang berbeda. “Masalah” juga mengenalkan kita pada silver lining; kemampuan untuk menemukan pelajaran terbaik dan celah solusi, walau mungkin situasinya di luar ekspektasi.
Masalah kadang bahkan bisa meningkatkan kualitas diri kita menjadi lebih baik, ketika keadaannya bukanlah yang terbaik. Bagaimana cara melakukan silver lining dalam menghadapi suatu masalah ?
1. Mindful Setiap peristiwa sifatnya netral, kita yang memberi makna dan rasa di dalamnya. Berikan kesadaran penuh pada apa yang sedang dialami; lihat peristiwa dengan apa adanya. Sadari dan bedakan antara peristiwa dengan makna dan rasa yang kita berikan.
2. Growth mindset Kenali harapan dan tujuan kita, yakini bahwa setiap jalan akan mendekatkan kita pada tujuan. Sebuah kendala bisa menjadi alarm kita untuk mengantisipasi bahaya. Tiap hambatan dapat menjadi awal satu kesempatan. Kita perlu memahami bahwa semua masalah dan kesulitan adalah media untuk bertumbuh dan belajar.
3. Take action Mulai melangkah dan bertindak menjadi bagian terpenting dari beragam situasi. Satu action membuat kita satu langkah lebih dekat pada solusi. Action seringkali juga mendatangkan insight tentang sudut pandang dan tindakan baru yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya.
4. Be realistic Dalam banyak hal, kita mengharapkan yang ideal dan terbaik. Kenyataanya, tidak mudah mendapatkan kondisi ideal dan terbaik. Dalam banyak situasi, hal yang realistis adalah yang terbaik. Realistis kadang bermakna yang paling praktis, terkadang adalah yang paling masuk akal. Dalam situasi lain, realistis adalah setiap hal yang bisa atau yang pertama kali perlu dilakukan sebelum melakukan yang lain.
5. Self care Jaga kondisi diri dengan baik. Atur keseimbangan agar sehat fisik maupun psikis. Menjaga pola makan minum, tidur, aktivitas harian, dan olahraga sangat diperlukan agar tetap dalam kondisi prima. Jika merasa jenuh atau lelah, beristirahatlah, tapi jangan pernah menyerah. Kumpulkan energi positif kembali, lalu melangkah lagi.
Every cloud has a silver lining. Selalu ada hal indah, di balik situasi yang tidak mudah.
By – Nanin Aritrana, S.E., S.Psi., M.Psi., Psikolog, CH., C.Ht