Pernahkah kamu merasa kepalamu seperti mesin yang tidak bisa berhenti bekerja? Semua hal dipikirkan terlalu dalam, mulai dari hal kecil seperti chat yang belum dibalas, sampai keputusan besar dalam hidup. Alih-alih menemukan solusi, yang ada hanya rasa lelah, cemas, bahkan sulit tidur. Itulah yang disebut overthinking.
Banyak orang menganggap overthinking hanya kebiasaan sepele, padahal jika dibiarkan bisa berdampak serius pada kesehatan mental. Di sinilah peran psikolog hadir sebagai sahabat yang membantu menata ulang cara berpikir agar lebih sehat dan terkendali.
Table of Contents
- 1 Apa Itu Overthinking?
- 2 Mengapa Overthinking Perlu Ditangani?
- 3 Peran Psikolog dalam Mengatasi Overthinking
- 4 Bedanya Mengatasi Overthinking Sendiri vs dengan Psikolog
- 5 Contoh Kasus Nyata: Dimas, 27 Tahun
- 6 Penyebab Overthinking yang Sering Tidak Disadari
- 7 Tips Baru dari Psikolog untuk Mengurangi Overthinking
- 8 Tabel Layanan Psikolog untuk Overthinking
- 9 Penutup
- 10 FAQ
Apa Itu Overthinking?
Overthinking adalah kebiasaan berpikir berlebihan secara terus-menerus, bahkan terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting. Bukan hanya menganalisis masalah, tapi juga menciptakan kecemasan baru.
Ciri-ciri umum overthinking:
-
Terjebak dalam pikiran “bagaimana kalau…” tanpa henti.
-
Selalu mengulang percakapan atau kejadian di kepala.
-
Sulit membuat keputusan karena takut salah.
-
Merasa lelah meski tidak melakukan aktivitas fisik.
-
Sering sulit tidur karena pikiran terus berjalan.
Mengapa Overthinking Perlu Ditangani?
Kalau tidak diatasi, overthinking bisa berkembang menjadi kecemasan, depresi, insomnia, bahkan psikosomatis (penyakit fisik akibat stres).
Banyak orang mencoba mengatasinya sendiri, tapi gagal karena tidak tahu akar masalahnya. Inilah alasan mengapa psikolog sangat penting dalam menangani overthinking.
Peran Psikolog dalam Mengatasi Overthinking
Psikolog membantu klien:
-
Mengidentifikasi pola pikir tidak sehat yang memicu overthinking.
-
Memberikan terapi perilaku kognitif (CBT) untuk mengubah cara berpikir.
-
Mengajarkan teknik mindfulness agar bisa fokus pada saat ini.
-
Membantu melatih pengambilan keputusan tanpa rasa takut berlebih.
Bedanya Mengatasi Overthinking Sendiri vs dengan Psikolog
Cara | Hasil Jangka Pendek | Hasil Jangka Panjang | Risiko |
---|---|---|---|
Curhat ke teman | Lega sesaat | Tidak selalu menemukan solusi | Teman bisa salah memberi saran |
Self-help (buku/motivasi) | Ada insight baru | Sering sulit konsisten | Tidak personal sesuai masalah |
Dengan psikolog | Mulai memahami akar masalah | Perubahan pola pikir & hidup lebih tenang | Minim risiko, lebih terarah |
Contoh Kasus Nyata: Dimas, 27 Tahun
Dimas adalah seorang pekerja kantoran yang selalu khawatir dengan performanya. Setiap email yang ia kirim, ia baca ulang berkali-kali. Bahkan setelah meeting, ia terus memikirkan, “Apakah aku salah bicara?”
Selama 3 bulan, Dimas menjalani terapi CBT dengan psikolog. Hasilnya:
-
Ia belajar membedakan pikiran realistis dan berlebihan.
-
Berani mengambil keputusan tanpa terlalu lama ragu.
-
Tidur lebih nyenyak karena pikiran tidak berlarut-larut.
Kini, Dimas bisa bekerja lebih produktif tanpa dibayang-bayangi rasa cemas berlebihan.
Penyebab Overthinking yang Sering Tidak Disadari
-
😰 Rasa takut gagal → Perfeksionisme berlebihan.
-
📱 Media sosial → Membandingkan diri dengan orang lain.
-
🧠 Trauma masa lalu → Membuat orang terlalu berhati-hati.
-
🕰️ Kurang tidur & lelah → Otak lebih rentan berpikir berlebihan.
-
💔 Masalah hubungan → Terlalu banyak interpretasi berlebihan.
Tips Baru dari Psikolog untuk Mengurangi Overthinking
-
Tulis pikiranmu di jurnal – biarkan kertas menjadi tempat menampung beban pikiran.
-
Buat batas waktu untuk berpikir – misalnya hanya 15 menit per hari untuk memikirkan masalah tertentu.
-
Fokus pada hal yang bisa dikontrol – berhenti mengulang-ulang hal yang sudah terjadi.
-
Latih pernapasan dalam saat pikiran mulai liar.
-
Batasi konsumsi media sosial yang sering memicu perbandingan.
-
Konsultasi dengan psikolog untuk menemukan akar penyebab overthinking yang sesungguhnya.
Tabel Layanan Psikolog untuk Overthinking
Jenis Layanan | Metode | Estimasi Biaya |
---|---|---|
Konseling Online | Chat/video call 30–60 menit | Rp100.000 – Rp300.000/sesi |
Terapi CBT | Fokus mengubah pola pikir negatif | Rp200.000 – Rp500.000/sesi |
Psikoterapi Mendalam | Menangani trauma & kecemasan mendasar | Rp300.000 – Rp600.000/sesi |
Penutup
Overthinking memang sering dianggap “kebiasaan kecil”, padahal bisa sangat menguras energi, merusak tidur, hingga menurunkan kualitas hidup. Mengatasinya bukan sekadar dengan motivasi atau hiburan, tapi dengan perubahan pola pikir yang terarah.
Psikolog bisa menjadi partner terbaik untuk membantumu keluar dari lingkaran overthinking dan menjalani hidup lebih ringan.
👉 Saatnya berhenti terjebak dalam pikiran sendiri. Konsultasikan masalahmu di sini:
Konsultasi Psikolog Terpercaya
FAQ
1. Apakah overthinking bisa sembuh total?
Ya, dengan terapi psikologis dan latihan konsisten, pola pikir bisa berubah.
2. Apakah semua orang yang overthinking perlu psikolog?
Tidak selalu, tapi jika sudah mengganggu tidur, pekerjaan, atau hubungan, sangat disarankan.
3. Terapi apa yang paling efektif untuk overthinking?
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) terbukti efektif mengurangi overthinking.
4. Apakah konsultasi online efektif untuk overthinking?
Ya, banyak klien merasa terbantu meski hanya lewat chat/video call.
5. Berapa lama biasanya terapi overthinking berlangsung?
Bervariasi, rata-rata 6–10 sesi, tergantung kondisi individu.